Kasus Penularan HIV-AIDS Semakin Mengkhawatirkan Seperti Gunung Es
Kota Bogor - Berkurangnya tempat lokalisasi, menghilangnya pekerja seks komersial (PSK), warung remang-remang, ataupun tempat-tempat yang kerap dijadikan sarang prostitusi lainnya, lantas persoalan prostitusi menghilang. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, justru menjadi salah satu sarang prostitusi dalam bentuk digital.
Sejumlah aplikasi digital kerap dijadikan alat oleh PSK, mucikari, maupun calon konsumennya untuk bertransaksi seks bebas. Melalui aplikasi-aplikasi tersebut, calon konsumen dengan bebasnya memesan PSK yang diinginkannya secara online yang kerap dikenal dengan 'Open Booking Online (Open BO).
Menyikapi hal tersebut, Direktur Yayasan Lembaga Kajian Sosial (Lekas) Bogor, Muksin Zaenal Abidin mengatakan, aplikasi-aplikasi yang mendukung berkembangnya prostitusi harus diblokir. Makanya pencegahan HIV-AIDS itu perlu kerja sama dan sinergitas semua pihak, terutama pemangku kebijakan," ujarnya di sela acara Media Briefing Peringatan Hari Keluarga Nasional dalam rangka Pencegahan Penularan HIV-AIDS di Hotel Rizen Pajajaran, Kota Bogor, Senin (03 Juli 2023).
Berkurangnya tempat prostitusi bukan berarti prostitusi berkurang dan potensi penularan HIV-AIDS juga berkurang. Justru berkembangnya prostitusi online melalui aplikasi lebih sulit dikontrol karena setiap orang bisa langsung bertransaksi seks secara langsung.
"Ia menegaskan bahwa pihaknya sangat setuju jika aplikasi-aplikasi yang berbau prostitusi online tersebut diblokir," jelasnya.
Muksin menjelaskan, kondisi kasus HIV-AIDS di Kota dan Kabupaten Bogor sudah mengkuatirkan sebab Bogor merupakan urutan kedua terbesar di Jawa Barat.
"Data sampai 2022 terdapat 1.750 kasus HIV dan 851 kasus AIDS di Kota Bogor. Dan 6.058 kasus HIV dan 1.865 kasus AIDS di Kabupaten Bogor. Dan yang lebih menguatirkan HIV-AIDS penularannya sudah merambah ibu rumah tangga dan anak-anak," ungkapnya.
"Maka dari itu, penanganan dan pencegahan HIV-AIDS butuh perhatian dan support serius pemerintah. "Selama ini kami lebih banyak mendapat dukungan dari donor. Kalau dari APBD sulit," imbuhnya.
Secara terpisah, Ketua PWI Kabupaten Bogor Subagio menyampaikan, terkait HIV-AIDS di Kota maupun di Kabupaten Bogor, harus di waspadai. Karena nanti suatu saat akan seperti gunung es, karena pada umumnya kesadaran mereka untuk melakukan pengecekan kesehatan termasuk HIV yang sebarannya sangat luas. Mereka mereka yang terpaksa baru lakukan pengecekan.
"Inilah tugas dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan dari sisi HIV-AIDS kalau tidak maka jangan disalahkan suatu saat menjadi booming," tandasnya.